Pages

Sabtu, 08 Juni 2013

PENGEMBALIAN MORAL DAN ETIKA MASYARAKAT INDONESIA



Moral berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Etika yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Kita sebagai masyarakat Indonesia pasti mengetahui bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia ini moral dan etikanya sudah jatuh atau tidak bias di katakana baik, banyak sekali para pemuda sekarang yang memiliki etika liberal semau mereka sendiri seperti berpakaian yang serba minim, tidak tahu bagaimana cara menghormati bagi yang muda menghormati yang tua dan yang tua menkasihi yang muda, apalagi banyak terjadi bentrok antar pelajar,trus apakah mereka pantas di sebut sebagai pelajar kalau tindakan mereka yang ugal-ugalan dan anarkis.
Dalam alquran: ‘’Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” ( QS Luqman: 17)
Dari mana kita mulai membangun bangsa ini? Pembangunan kembali negeri ini harus mulai dari etika, moral, Kebudayaan dapat dipandang sebagai kumpulan nilai-nilai. Kebudayaan adalah etika dan moral serta budi pekerti masyarakat. Dalam bahasa barat, culture dan civilization tidak ada hubungan langsung dengan mind, moral, atau ethics. Hanya bahasa Indonesia yang mempunyai hubungan langsung antara budi dan kebudayaan. tetapi kenapa saat-saat ini kebudayaan kita bisa dikatakan cukup kacau. Kita bangsa yang dengan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”,tetapi kenapa media elektronik atau media cetak kita penuh dengan kesyirikan. Para kiai yang tampil di acara mengajar keagamaan kalah populer dengan ”kiai-kiai” yang mengejar hantu setiap malam di televisi. Kita mempercayai Tuhan Yang Mahagaib, tapi kenapa beberapa kiai kita menjadikan agama Islam sebagai ”agama misteri” bukan agama yang rasional. Allah berfirman, ”Derajat umat Islam akan meningkat dengan iman dan ilmu’’. Karena itu, di dalam mendidik dan mengatasi problema dan constraints bangsa Indonesia, kita harus sabar dan berpikir jernih serta sistematis. Tidak perlu kita putus asa dan pesimis terhadap dampak buruk dari globalisasi. Umat dan bangsa ternyata tidak meletakkan ‘values’ sebagai integrating forces dalam membangun kepribadian masyarakat dan kebudayaan ”sebagai prioritas”.

Dari  uraian tersebut  dapat kita ambil kesimpulan bahwa mulianya suatu bangsa tergantung pada moral bangsa itu sendiri, moral bangsa ditentukan oleh moral warga, dan moral warga sangat bergantung pada moral keluarga, untuk itu seiring dengan semangat menata kembali moral etik bangsa kita mari kita hiasi hidup kita, keluarga kita, dan warga kita dengan moral dan akhlaq yang mulia. Niscaya bangsa Indonesia akan jaya di bawah naungan ridho Allah SWT.

0 komentar:

Posting Komentar