Pages

Foto 1

kenangan ketika masih nyantri di PPDM lamongan.

Foto 2

Festifal Teater di kabupaten lamongan.

Foto 3

Foto bareng mahasiswa fakultas syariah iain sunan ampel surabaya.

Foto 4

Kenangan Kegiatan yang lalu.

Foto 5

HUKUM.

Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 September 2013

SEPUTAR ILMU FALAK (untuk perkenalan)


Sekitar 2 minggu lalu sudah dimulai perkuliahan mengenai ilmu falak, saya sendiri kuliah di kota Surabaya, tepatnya di IAIN Sunan Ampel Surabaya.  tapi sebelum itu dulu waktu semester 4 kakak senior ada yang bilang kalau dosenya itu pelit banget soal nilai, tapi kelihatanya benar, cz dosenya langsung menyuruh kami untuk disiplin masalah kulia, wajahnya juga gk bisa bercanda,,!! Serius terus deh pokoknya… juga sebelumnya aku kirain falak itu nama makanan hehehe habis pakek bahasa arab..!!  Ok ok kita mulai pembahasanya.
Menurut bahasa Arab, falak (الفلك) artinya orbit atau lintasan benda-benda langit, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit -khususnya bumi, bulan dan matahari- pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
Karena ilmu ini mempelajari lintasan benda-benda langit (الفلك). Ilmu ini disebut juga dengan ilmu hisab, karena ilmu ini menggunakan perhitungan الحساب) = perhitungan). Ilmu ini disebut juga ilmu rashd, karena ilmu ini memerlukan pengamatan الرشد) = pengamatan). Ilmu ini sering juga disebut ilmu miqat, karena ilmu ini mempelajari tentang batas-batas waktu الميقات) = batas-batas waktu). Dari keempat istilah di atas, yang populer di masyarakat adalah ilmu falak dan ilmu hisab.
Adapun cabang ilmu yang sama dengan ilmu falak adalah ilmu Astronomi. Pengertianya pun intinya sama yaitu Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit — seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak — dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Ilmu Falak atau Astronomi ini  termasuk cabang ilmu yang tertua. Itu di kuatkan dengan di temukanya artefak-artefak dari peninggalan-peningalan peradapan tertua. Memang pada masa peradaban kuno ilmu ini digunakan untuk mengetahui kapan melaksanakanya persembahan kepada dewa.
Sekitar abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang: astronomi observasional dan astronomi teoretis. Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari pengamatan atas benda-benda langit, yang kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika. Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-model komputer/analitis guna menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam lainnya. Adapun kedua cabang ini bersifat komplementer — astronomi teoretis berusaha untuk menerangkan hasil-hasil pengamatan astronomi observasional, dan astronomi observasional kemudian akan mencoba untuk membuktikan kesimpulan yang dibuat oleh astronomi teoretis.
Pada zaman Islam sendri ilmu falak memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan umat Islam. Dari abat ke-9 sampai abat ke 14 dimana pada abat ini Islam sangat Berjaya, Islam mengembang pesatkan perkembangan ilmu falak ini, dengan cara mempelajari dokumen atau buku-buku kuno milik peradaban yunani tentang ilmu falak. Tetapi ilmuan muslim tidak semerta-merta menerima ilmu ini dengan mentah-mentah. Para ilmuan mulim juga mengembangkan ilmu ini dengan mengunakan keyakinan atau dengan apa yang di sampaikan Al-Qur’an.
Ilmu falak memang penting khususnya umat islam karena disetiap peribadatan umat islam itu tidak luput dari waktu. Mulai dari sholat, puasa di bulan Ramadhan, juga beribadah haji. Mungkin cukup sekian dulu acara perkenalan dengan ilmu falak. Untuk selanjutnya saya akan mempelajari lebih lanjut.



Terimakasih


Ahmad Zakariyah



Sabtu, 08 Juni 2013

PENGEMBALIAN MORAL DAN ETIKA MASYARAKAT INDONESIA



Moral berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Etika yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Kita sebagai masyarakat Indonesia pasti mengetahui bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia ini moral dan etikanya sudah jatuh atau tidak bias di katakana baik, banyak sekali para pemuda sekarang yang memiliki etika liberal semau mereka sendiri seperti berpakaian yang serba minim, tidak tahu bagaimana cara menghormati bagi yang muda menghormati yang tua dan yang tua menkasihi yang muda, apalagi banyak terjadi bentrok antar pelajar,trus apakah mereka pantas di sebut sebagai pelajar kalau tindakan mereka yang ugal-ugalan dan anarkis.
Dalam alquran: ‘’Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” ( QS Luqman: 17)
Dari mana kita mulai membangun bangsa ini? Pembangunan kembali negeri ini harus mulai dari etika, moral, Kebudayaan dapat dipandang sebagai kumpulan nilai-nilai. Kebudayaan adalah etika dan moral serta budi pekerti masyarakat. Dalam bahasa barat, culture dan civilization tidak ada hubungan langsung dengan mind, moral, atau ethics. Hanya bahasa Indonesia yang mempunyai hubungan langsung antara budi dan kebudayaan. tetapi kenapa saat-saat ini kebudayaan kita bisa dikatakan cukup kacau. Kita bangsa yang dengan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”,tetapi kenapa media elektronik atau media cetak kita penuh dengan kesyirikan. Para kiai yang tampil di acara mengajar keagamaan kalah populer dengan ”kiai-kiai” yang mengejar hantu setiap malam di televisi. Kita mempercayai Tuhan Yang Mahagaib, tapi kenapa beberapa kiai kita menjadikan agama Islam sebagai ”agama misteri” bukan agama yang rasional. Allah berfirman, ”Derajat umat Islam akan meningkat dengan iman dan ilmu’’. Karena itu, di dalam mendidik dan mengatasi problema dan constraints bangsa Indonesia, kita harus sabar dan berpikir jernih serta sistematis. Tidak perlu kita putus asa dan pesimis terhadap dampak buruk dari globalisasi. Umat dan bangsa ternyata tidak meletakkan ‘values’ sebagai integrating forces dalam membangun kepribadian masyarakat dan kebudayaan ”sebagai prioritas”.

Dari  uraian tersebut  dapat kita ambil kesimpulan bahwa mulianya suatu bangsa tergantung pada moral bangsa itu sendiri, moral bangsa ditentukan oleh moral warga, dan moral warga sangat bergantung pada moral keluarga, untuk itu seiring dengan semangat menata kembali moral etik bangsa kita mari kita hiasi hidup kita, keluarga kita, dan warga kita dengan moral dan akhlaq yang mulia. Niscaya bangsa Indonesia akan jaya di bawah naungan ridho Allah SWT.